Monday, 18 April 2016

Sistem Pendukung Keputusan

1.   Pengertian Sistem Pendukung keputusan 
            Defenisi awalnya adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbass computer yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. DSS menurut Moore and Change, Sistem pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.
            Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support System (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis computer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.
            Hal yang perlu ditekankan disini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi saran penunjang (tools) bagi mereka. Sistem pendukung keputusan sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu pengetahuan. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.
            Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternative tindakan untuk mencapai tujuan atau sarana tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
1.1   Tahap – Tahap Pengambilan Keputusan
            Pengambilan keputusan meliputi beberapa tahap dan melalui beberapa proses (Lucas,1992). Menurut Simon (1960), pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan. Empat proses tersebut adalah :
1.      Tahap Pemahaman (Inteligence Phace)
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2.      Tahap Perancangan (Design Phace)
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan verifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3.      Tahap Pemilihan (Choice Phace)
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria-kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4.       Tahap Implementasi (Implementation Phace)
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancangan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada pemilihan.
1.2   Jenis Keputusan
            Keputusan-keputusan yang dibuat menurut Herbert A. Simon pada dasarnya dikelompokan dalam 2 jenis, antara lain :
1.   Keputusan Terprogram
Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo ( sebagai sesuatu yang baru ) tiap kali terjadi.
2.      Keputusan Tak Terprogram
Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tidak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.
1.3        Tujuan Dari SPK
a.       Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur
b.      Mendukung manajer dalam mengambil keputusan
c.       Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan
1.4        Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
            Menurut Thierauf (1982) terdapat sepuluh karakteristik dasar SPK yang efektif, yaitu :
a.       Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception.
b.      Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan.
c.       Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah semi-terstruktur dan tidak terstruktur.
d.      Menggunakan model-model matematis dan statistic yang sesuai.
e.       Memiliki kapabilitas dialog untuk memproleh informasi sesuai dengan kebutuhan model interaktif.
f.       Output ditujukan untuk personil organisasi dalam semua tingkatan.
g.      Memiliki subsitem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.
h.      Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.
i.        Pendekatan easy to use. Ciri suatu SPK yang efektif adalah kemudahan untuk digunakan dan memungkinkan keleluasaan pemakan untuk memilih atau mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam membahas masalah yang dihadapi.
j.        Kemampuan sistem beradaptasi secara cepat, dimana pengambilan keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.
1.5        Komponen Penyusun Sistem Pendukung Keputusan
Dalam bukunya, Turban dan Aronson (2011: 85-88) menyatakan bahwa sebuah SPK dapat terdiri dari empat buah komponen, yaitu:
1.      Subsistem Manajemen Data
Termasuk basis data yang berisi data-data relevant untuk situasi yang terjadi dan dikelola dalam sebuah piranti lunak yang disebut database management system (DBMS). Subsistem ini adalah bagian yang menangani semua penyimpanan maupun pengelolaan data dalam SPK.
2.      Subsistem Manajemen Model
Subsistem Manajemen Model adalah sebuah paket piranti lunak yang meliputi model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang menyediakan kemampuan analitis bagi sistem dan manajemen piranti lunak yang layak. Piranti lunaknya sering disebut model database management system (MBMS).
3.      Subsistem Antarmuka
Subsistem antarmuka berfungsi sebagai penghubung pengguna dengan sistem. Pengguna dapat berkomunikasi dan memberi perintah pada sistem dengan menggunakan komponan-komponen yang disediakan pada antarmuka.
4.      Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan
Subsistem ini dapat berdiri sebagai komponen sendiri atau mendukung komponen lain. Fungsinya adalah untuk menyediakan intelijen untuk kepentingan sang pengambil keputusan. Sebuah SPK harus memiliki tiga komponen utama, yaitu DBMS, MBMS, dam antarmuka. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan merukapan pilihan opsional.
1.6        Penerapan Teknologi Sistem Pendukung Keputusan
1.      Hardware
a.       Peralatan input atau output.
b.      Jalur komunikasi antar perlatan I/O dan prosesor.
c.       Layar tampilan untuk perorangan guna menampilkan informasi.
2.      Software
a.    Komponen software meningkatkan proses pengambilan keputusan dan memiliki user interface yang mudah dan fleksibel.
b.      Software mengijinkan individu untuk bekerja sendiri-sendiri.
c.       Software dapat menghitung bobot alternative keputusan.
d.      Software berisi aplikasi yang berkaitan dengan database, base model dan aplikasi khusus.
3.      Brainware
a.       Manusia
1.7        Prinsip Dasar SPK
1.      Struktur Masalah
Sulit untuk menemukan masalah yang sepenuhnya terstruktur atau tak terstruktur. Ini berarti SPK diarahkan pada area tempat sebagai besar masalah berada.
2.      Dukungan Keputusan
SPK tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer dapat diterapkan pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab atas bagian yang tidak terstruktur.
3.      Efektifitas Keputusan
Waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama menggunakan SPK adalah keputusan yang baik.
1.8        Ciri dan Keuntungan SPK
1.   Dapat menyelesaikan problem yang kompleks.
2.   Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya.
3.   Lebih cepat dengan hasil yang lebih baik (terutama dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi).
4.   Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi manajer yang kurang berpengalaman. Untuk masalah yang berulang, SPK dapat memberi keputusan yang lebih efektif.
5.   Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik.

6.   Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer.

No comments:

Post a Comment

Web Hosting

ADS

DogeMiner - Mine and Earn free Dogecoin

Call Me

Call Me